Hi!Pontianak – Pemuda dari berbagai etnis di Kabupaten Sintang sepakat membentuk satu wadah untuk menjaga keharmonisan masyarakat antaretnis. Wadah yang menghimpun etnis-etnis di Sintang itu dinamai Dewan Pemuda Lintas Etnis (DPLE).
Salah satu deklarator DPLE yang berasal dari Laskar Komando Ormas DPD Sebayu, Dedy Suripto, menjelaskan bahwa saat ini forum tersebut telah menghimpun sebanyak 10 etnis besar yang ada di Sintang. Ke depan, lanjut dia, pihaknya akan turut merangkul pemuda-pemuda dari etnis lain untuk bergabung ke DPLE.
Baca Juga
PKL Pasar Raya Ngadu ke DPRD Sintang: Penghasilan Turun Drastis Sejak Relokasi
PLN Hadirkan Listrik yang Andal untuk Dorong Pertumbuhan Dunia Usaha di Sintang
Ia juga menambahkan, bahwa dalam waktu dekat, DPLE bakal mengadakan kegiatan bersama untuk mempererat jalinan kekerabatan antar pemuda etnis.
“Sebelumnya kami telah melakukan komunikasi dengan ketua-ketua pemuda etnis Sintang. Saat ini sudah tergabung 10 etnis, yakni Dayak, Melayu, Tionghoa, Jawa, Bugis, Sunda, Ambon, Batak, Minang, dan Madura. Ke depan, ormas pemuda yang lain akan kita rangkul dan membuat program bersama pada 28 Oktober nanti berupa kegiatan festival budaya, dialog kebangsaan, dan kegiatan sosial lainnya. Itu sebagai langkah awal untuk merekatkan seluruh ormas pemuda etnis yang ada di Sintang sehingga lebih harmonis,” jelasnya, Sabtu, 22 Juli 2022.
Sementara itu, Majelis Tinggi DPP DPLE Kalbar, Guntur Perdana, menyebut Kabupaten Sintang merupakan daerah pertama yang dibentuk DPLE. Terbentuknya DPLE ini diharapkan Guntur dapat menginspirasi daerah-daerah lain untuk turut membentuk forum yang sama.
Setelah resmi terbentuk, DPLE diharapkan Guntur mampu berperan dalam mewujudkan masyarakat Sintang yang toleran dan menghargai perbedaan. Guntur juga berharap agar DPLE dapat menjadi peredam konflik, terutama yang berpotensi merusak kerukunan antar etnis.
“Sintang merupakan daerah pertama yang dibentuk wadah DPLE sehingga kami berharap Sintang ini menjadi contoh untuk daerah lainnya. Organisasi ini adalah mitra pemerintah daerah dan TNI/Polri dalam menciptakan dan merawat keharmonisasian antar etnis,” terangnya.
“Jadi, ke depannya, segala konflik, keributan ataupun miskomunikasi antar etnis dapat diredam dan diselesaikan dengan bijaksana dalam wadah organisasi DPLE sehingga tidak perlu penyelesaian secara hukum. Terkecuali, konflik yang sangat berat yang sampai adanya korban meninggal dan itu memang harus melalui proses hukum di kepolisian,” lanjutnya.
Selanjutnya, Bupati Sintang, Jarot Winarno juga mengapresiasi pembentukan Dewan Pemuda Lintas Etnis ini. Ia pun meyakini anak-anak muda yang tergabung di DPLE bisa berkontribusi membangun peradaban Sintang melalui keberagaman etnis.
“Saat ini tidak hanya dua etnis yang ada di Sintang melainkan ada Jawa, Bugis, Minang, Madura, NTT, Tionghoa, Sunda, Batak dan lainnya yang semuanya adalah saudara kita sebangsa setanah air dan harus saling menghormati. Untuk merawat keberagaman etnis tersebut, saat ini telah lahir dan terbentuknya Dewan Pemuda Lintas Etnis yang sangat saya apresiasi karena mempunyai tujuan yang cukup baik,” paparnya.
Baca Juga
Jelang Pileg 2024, PAN Targetkan 6 Kursi DPRD Sintang
Kasus Infeksi Menular Seksual Remaja di Sintang Meningkat, Pemerintah Diminta Bersikap
Jarot mengatakan, regenerasi bangsa ini terletak di pemudanya. Jika pemudanya peduli dengan sejarah dan budaya, maka bangsa ini akan maju dan berkembang.
“Gerakan pemuda lintas etnis seperti ini harus kita dukung bersama. Harus diarahkan dan dibimbing dengan baik agar dapat mengambil perannya dalam memajukan Sintang, Kalbar umumnya,” tukasnya. (Yuz)