Friday, September 20, 2024
spot_img

Ternyata Ini 3 Taktik Gila Hamas, di Antaranya Sengaja Membuat Israel Perpanjang Perang

Pejuang milisi Hamas saat ini terus merancang taktik yang lebih canggih dengan menargetkan pasukan Israel di seluruh Jalur Gaza sejak gencatan senjata berakhir, dikutip dari Institute for the Study of War (ISW). Berikut 3 taktik gila Hamas menghadapi serangan Israel di Gaza:

  1. Sengaja membuat Israel perpanjang perang.

Hamas diduga sengaja mengulur waktu masa perang untuk menjatuhkan citra Israel. Peristiwa yang terjadi beberapa hari ini menunjukkan bahwa strategi militer Hamas semakin maju.

“Waktu adalah sahabat Hamas. Semakin lama perang berlangsung, semakin banyak korban sipil yang akan jatuh, dan ini menguntungkan Hamas karena menurunkan citra Israel,” ungkap pakar militer dan keamanan Timur Tengah di University of Portsmouth di Inggris, Veronika Poniscjakova.

Menurutnya, tujuan perang yang dibawa oleh Israel berbeda dengan Hamas. “Yang harus mereka lakukan adalah mampu berdiri di atas kaki mereka sendiri ketika perang ini selesai. Kemenangan Hamas adalah kemampuan untuk mengatakan, ‘Kami masih di sini’,” tambahnya.

  1. Meledakkan barak pasukan Israel dari terowongan

Lembaga think tank asal Washington D.C., Institute for the Study of War (ISW), mengungkapkan kelompok Hamas sempat merekam isi barak militer Israel. Dalam rekaman itu, mereka mendapati tentara Zionis sedang bersantai di dekat Juhor ad Dik.

Hamas kemudian memanfaatkan informasi itu untuk menyiapkan serangan balasan, hingga mengklaim berhasil meledakkan bom ketika ada sekitar 60 pasukan Israel dari dalam terowongan.

“Kelompok Hamas bahkan mengklaim mereka memenuhi sebuah terowongan bawah tanah di bawah barak militer dengan bahan peledak dan meledakkannya ketika ada sekitar 60 tentara Israel di sana,” bunyi laporan ISW, dilansir dari Al Jazeera.

  1. Gunakan drone peledak dan amunisi anti-tank

Saat konflik semakin berpusat di Gaza selatan, kelompok Hamas meluncurkan senjata yang lebih canggih, termasuk drone peledak dan amunisi anti-tank.

Alexandre Vautravers, pakar keamanan di Global Studies Institute di Universitas Jenewa, mengungkapkan bahwa dari tiga jenis EFP yang digunakan saat ini, yang paling umum adalah meledakkan dan meluncurkan pecahan peluru baja ke segala arah yang menimbulkan dampak mematikan dalam radius 10-40 meter.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -spot_img

Most Popular