Pontianak Today – Tahukah kamu kalau Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) juga turut merayakan Tahun Baru Lunar?
Tak disangka, Festival Musim Semi telah berevolusi dari Tahun Baru Imlek menjadi Tahun Baru Global, bahkan kini juga telah ditambahkan ke dalam daftar hari libur PBB untuk para staf. Lantas, seperti apakah sejarah Festival Musim Semi dari masa ke masa?
Pada masa Dinasti Han, orang-orang Tionghoa menanggapi perayaan tahun baru dengan serius. Selain mengadakan pesta dan bersenang-senang, sang kaisar juga turun tangan untuk membajak sawah bersama para petani dengan harapan mendapatkan panen yang baik di tahun baru.
Pada masa Dinasti Tang, partai-partai menjadi semakin besar. Tidak hanya konser tahun baru, terdapat pula pertunjukan yang diselenggarakan oleh sang kaisar sendiri di pesta Festival Musim Semi. Uniknya, perayaan tersebut akan berlangsung selama lebih dari sepuluh jam hingga waktu fajar.
Pada masa Dinasti Qing, orang-orang Tionghoa menonton pertunjukan tahun baru pada hari pertama di bulan lunar pertama. Selain berbagai pertunjukan, makanan lebih dihargai selama Festival Musim Semi berlangsung. Misalnya, saat makan malam tahun baru, mereka akan menyiapkan sepiring buah dengan pohon cemara, kesemek, dan jeruk keprok.
Pada Dinasti Qing, makanan pertama kaisar pada tahun itu tidak hanya mencakup pangsit, tetapi juga pangsit dengan koin yang dibungkus di dalamnya. Siapa pun yang mendapat ‘Pangsit Beruntung’, dipastikan memperoleh kebahagiaan dan keberkahan.
Makanan pangsit berbentuk batangan Cina alias dumpling melambangkan daya tarik kekayaan dan harta karun sehingga menjadi hidangan kuliner yang wajib disantap saat Festival Musim Semi tiba.
Saat ini, tersedia lebih banyak pilihan resep masakan tahun baru dan perayaan yang lebih menarik, tetapi sentimen orang Tionghoa untuk mencari keberuntungan dalam ritual tidak pernah berubah.
Di kota Hefei, provinsi Anhui, masyarakatnya memiliki tradisi menyantap kacang dengan ceker ayam saat makan tahun baru, yang mana hal tersebut melambangkan perampasan uang dan kekayaan.
Sementara itu, orang-orang di bagian selatan provinsi Fujian memakan bihun pada jamuan makan pertama Festival Musim Semi, yang melambangkan umur panjang dari tahun ke tahun.