Hi!Pontianak – Rumah Radakng Pontianak menjadi tuan rumah pelaksanaan Upacara Kemerdekaan Ke-77 Republik Indonesia dengan menghadirkan 24 etnis se-Indonesia.
Ketua Majelis Adat Budaya Melayu Kalbar, Prof. Chairil Efendi, mengatakan dengan upacara yang diikuti oleh perwakilan 24 etnis ini, dapat membuat momen kemerdekaan menjadi lebih khidmat.
“Ini sesuatu yang luar biasa. Di Kalbar ini, kita tidak melihat lagi kita dari kelompok atau suku mana, karena kita sudah satu kesatuan. Di momentum ini kita untuk mempersatukan atau melihat Pancasila UUD dan NKRI,” jelasnya, usai pelaksanaan upacara bendera, Rabu, 17 Agustus 2022.
Para petugas pelaksana upacara pun dilakukan oleh perwakilan etnis. Seperti pembacaan ikrar, dilakukan oleh perwakilan dari etnis Bugis.
“Kita ada 24 suku, dari situlah adanya berkolaborasi, adanya perkumpulan, kita gabung tadi, pembacaan ikrar dari masyarakat Bugis, kemudian tadi pembacaan UUD ada yang dari Jawa,” ungkapnya.
Selain 24 etnis tadi, upacara ini diikuti oleh puluhan mahasiswa di Pontianak. Chairil mengatakan dengan mengundang mahasiswa tujuannya agar generasi muda lebih mengetahui arti kesatuan dari 24 etnis ini.
“Apel di rumah Radakng ini jadi tuan rumah ada kebersamaan kami. Bagaimanapun juga anak muda adalah harapan generasi penerus bangsa kita, maka kita mengundang mahasiswa untuk apel supaya tahu. Kita mengundang mahasiswa atau pemuda yang masuk dlm paguyuban, supaya mereka ada rasa memiliki kepada bangsa ini di hari Kemerdekaan 17 Agustus ini,” paparnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Adat Dayak Kalbar, Jakius Sinyor, mengatakan, hari kemerdekaan ini adalah momen untuk warga Indonesia dapat bersyukur dan lebih memaknai kemerdekaan ini dengan upacara bendera.
“Kemerdekaan ini satu hal yang patut kita syukuri, bangsa kita kan sudah dijajah sekian lamanya dan perjuangan memakan korban dari berbagai aspek dan kita dapat meraih kemerdekaan itu,” ucapnya.
“Oleh sebab itu kemerdekaan ini harus kita isi agar mereka bermakna untuk bangsa ini. Perjuangan kita kan tidak mudah, disatukan dengan 17 ribu pulau, 700 bahasa, seribu lebih budaya, sesuatu yang mungkin bagi orang mustahil tapi kita bisa pertahankan,” lanjutnya.
Dengan upacara yang menghadirkan sebanyak 24 etnis ini, ia berharap agar momen sejarah seperti ini dapat dilakukan di tahun-tahun berikutnya agar para generasi muda juga dapat mengerti makna satu kesatuan.
“Usia kemerdekaan kita berusia 77 tahun dan itu patut kita syukuri, konteks syukur ini lah kita 24 organisasi etnis menyelenggarakan upacara bendera hari ini, ini suatu momen sejarah yang harus kita lakukan di tahun-tahun berikutnya agar bisa menjadi contoh bagi kelompok masyraakat di mana saja di Indonesia ini,” tukasnya.