Hi!Pontianak – Kabar duka tengah menyelimuti dunia musik tanah air Indonesia, penyanyi Legendaris Bob Tutupoly tutup usia. Ia meninggal dunia pada 5 Juli 2022 di usia 82 tahun.
Sepanjang kariernya, Bob Tutupoly dikenal sebagai pribadi yang multitalenta. Pria bernama asli Bobby Willem Tutupoly itu lahir di Surabaya pada 13 November 1939. Sejak kecil, ia sudah sangat gemar bernyanyi. Bahkan, ia sudah mampu mencari uang dengan hobinya itu.
Memasuki masa SMA, Bob diajak untuk bergabung di Kwartet Jazz RRI Surabaya oleh Didi Pattirane. Didi juga mengajak Bob untuk rekaman lagu-lagu daerah Maluku, seperti Mande-mande, Sulie, dan Donci Bagici. Tidak hanya pandai bernyanyi, Bob juga dikenal jago berdansa. Ia bergabung dengan Chen Brohers untuk mengisi acara dansa kalangan atas di hotel-hotel.
Di era 60-an, karier Bob terus melesat, salah satunya berkat Band Bhinneka Ria. Band ini sukses memenangkan berbagai festival bergengsi. Kemudian, Bob bersama Band Bhinneka Ria sempat berkesempatan bermain dengan Trio Los Pancos dan Jack Lesmana untuk merekam lagu-lagu populer, seperti Oto Bemo dan Kopral Jono.
Dari Surabaya, Bob hijrah ke Bandung untuk berkuliah. Ketika itu ia bergabung di grup musik Cresendo pimpinan Yongki Nusantara dan acap mali tampil di Hotel Indonesia serta TVRI.
Selanjutnya, Bob mulai sering merekam berbagai lagu, seperti Gunung Seribu Janji, Tak Mungkin Kulupa, Tiada Maaf Bagimu, dan Batu Nisan. Ia juga sering tampil di Malaysia, Singapura, dan Hongkong.
Di akhir era 60-an, Bob sukses meraih predikat sebagai Penyanyi Kesayangan Siaran ABRI. Selain itu, ia dianugerahi golden records (piringan emas) karena hasil penjualan piringan hitamnya laku di pasaran.
Bob sempat pindah ke Amerika Serikat atas tawaran dari Venturas, grup band Indonesia yang berdomisili di Los Angeles. Namun, tawaran itu akhirnya tak menjadi nyata dan Bob justru harus bekerja paruh waktu.
Enggan berputus asa, Bob pindah ke Las Vegas dan mulai tampil di berbagai klub malam dan kasino. Hingga akhirnya, ia bertemu Haryono, Direktur Utama Pelita yang memberikan kesempatan padanya untuk menjadi humas dan penyanyi di Ramayana, restoran Indonesia dari Pertamina di New York.
Di pertengahan era 70-an, Bob kembali ke Indonesia. Ia kian populer berkat lagu Widuri yang rilis pada 1976.
Saat festival musik Asia sedang ramai digelar di era 80-an, Bob pun acap kali jadi juara. Prestasi di festival tertinggi seorang Bob adalah terpilih menjadi wakil Indonesia dalam Festival Internasional di Budokan Hall, Jepang.
Karena prestasinya di industri musik, Bob sempat diberi penghargaan Legend Award di AMI Awards 2015. Ini membuktikan kalau karya-karyanya masih di kenang hingga kini.
Bukan cuma bernyanyi dan menari, Bob juga pernah bermain di film Gli Innamorati Della Becak (1958). Ini merupakan film besutan sutradara Italia yang dibintangi juga oleh mendiang Rima Melati. Dua film Bob lainnya adalah Penasaran (1977) dan Sebelah Mata (2008).
Ia juga pernah menjadi pembawa acara populer di Indonesia. Beberapa acara yang pernah dipandunya adalah Pesona 13, Silih Berganti, dan Ragam Pesona.
Acara Bob yang mungkin paling dikenal oleh remaja ’90-an hingga 2000-an adalah Tembang Kenangan di Indosiar. Acara ini cukup populer dan ternama di masanya.