Hi!Pontianak – Hari raya Idul Adha jatuh pada Minggu, 10 Juli 2022. Untuk menyambutnya, umat Muslim dapat mengerjakan beberapa amalan sunnah yang memiliki banyak keutamaan, salah satunya adalah puasa Idul Adha.
Ada tiga puasa sunnah yang dapat ditunaikan menjelang Idul Adha, yakni puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah. Bagi yang ingin mengamalkannya, jangan lupa untuk membaca niat puasa Idul Adha terlebih dahulu.
Niat Puasa Idul Adha
Meski hukumnya sunnah, orang yang melaksanakan puasa Idul Adha akan diganjar dengan pahala berlipat. Menunaikan puasa sunnah ini juga bisa menyempurnakan pahala ibadah wajib.
Hal ini juga dijelaskan dalam sebuah hadits yang dikutip dari buku Panduan Praktis Menjalankan Puasa Sunnah:
“… Sesungguhnya saya sedang berpuasa (dua kali), demi Yang diri Muhammad ada di tangan-Nya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah pada hari Kiamat dari wangi kesturi, dan bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan yang ia berbahagia dengan keduanya, yakni ketika ia berbuka ia bahagia dengan buka puasanya dan ketika berjumpa dengan Rabbnya ia berbahagia dengan puasanya.” (HR. Bukhari, Muslim, dan yang lainnya).
Baca Juga
5 Amalan yang Pahalanya Setara dengan Haji, Bisa Dikerjakan Setiap Hari
Hati Sedang Gelisah dan Sedih, Amalkan 5 Ayat Al-Qur’an ini
Lalu, bagaimana lafal niat berpuasa di bulan Dzulhijjah? Berikut adalah bacaan niat puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah yang wajib diamalkan bagi yang mengerjakannya.
1. Niat Puasa Dzulhijjah
Puasa Dzulhijjah adalah puasa sunnah yang diamalkan sebanyak 10 hari di bulan Dzulhijjah. Berdasarkan buku Cinta Shaum, Zaakat, dan Haji, umat Islam akan berpuasa 9 hari pertama di bulan Dzulhijjah.
Di hari ke-10 atau bertepatan dengan hari raya Idul Adha, umat Islam hanya boleh berpuasa sampai selesai menunaikan shalat Id. Setelah itu, umat Muslim diharamkan berpuasa selama tiga hari setelah Idul Adha (Hari Tasyrik).
Bacaan niat puasa Dzulhijjah:
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma syahri dzil hijjah sunnatan lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah ta’ala.”
2. Niat Puasa Tarwiyah
Puasa Tarwiyah dikerjakan pada tanggal 8 Dzulhijjah. Mengutip buku Koleksi Doa & Dzikir Sepanjang Masa, istilah tarwiyah diilhami dari bahasa Arab “tarawwa” yang berarti “membawa bekal air”. Itu karena para jemaah Haji akan membawa perbekalan air untuk persiapan Arafah dan menuju Mina.
Bacaan niat puasa Tarwiyah:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i sunnati yaumit tarwiyah lillâhi ta‘ālā.
Artinya:
“Aku berniat puasa sunnah Tarwiyah esok hari karena Allah ta’ala.”
Baca Juga
5 Ganjaran Membuat Orang Lain Bahagia dalam Ajaran Islam
Jelang Idul Adha, Harga Kebutuhan Pokok di Pontianak Masih Terkendali
3. Puasa Arafah
Puasa Arafah juga masuk dalam rangkaian puasa Dzulhijjah karena dikerjakan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Nama “Arafah” diambil karena pada satu hari sebelum Idul Adha, umat Islam yang berhaji sedang beribadah wukuf di Arafah. Puasa ini disunahkan bagi kaum Muslim yang tidak mengerjakan ibadah Haji.
Menukil buku Cinta Shaum, Zaakat, dan Haji, ada satu keutamaan yang begitu besar untuk mereka yang melaksanakan puasa Arafah, yaitu Allah akan menghapus dosanya setahun yang lalu dan setahun mendatang. Keutamaan ini sesuai dengan isi hadits berikut:
“Dan Rasulullah SAW ditanya tentang berpuasa di hari Arafah. Maka, Rasulullah bersabda, ‘Puasa ini dapat memebus dosa setahun yang telah lalu dan setahun yang akan datang.'” (HR. Imam Muslim)
Bacaan niat puasa Arafah:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnati Arafah lillâhi ta‘ala.
Artinya:
“Aku berniat puasa sunah Arafah esok hari karena Allah SWT.”