Thursday, February 13, 2025
spot_img

KPA Pontianak Catat 85 Orang Terpapar HIV/AIDS Sepanjang 2021

Hi!Pontianak – Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Pontianak menemukan 85 orang terpapar HIV/AIDS sepanjang tahun 2021. Tercatat virus tersebut banyak didominasi oleh warga Pontianak dengan rentan usia 25 sampai 49 tahun sebanyak 59 orang.

“Harapan kita sudah mulai turun biasanya 156, 130-an, 2021 ada 85 orang, 2022 kemarin sampai bulan juli ada 55. Semoga tidak meledak lagi,” ungkap Lusi Nuryanti selaku Sekretaris KPA Pontianak.

Lusi menuturkan berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Pontianak, jumlah kasus baru HIV dan AIDS yang ditemukan fasyankes di Kota Pontianak tahun 2021 sebanyak 213 orang, dari 22.523 orang yang dites HIV. Dengan rincian, Kota Pontianak 85 orang, luar Kota Pontianak 128 orang, ARV 65 orang, dan meninggal dunia 4 orang.

Sementara itu berdasarkan profesi atau pekerjaan, dari 85 orang yang terpapar HIV AIDS (Odha) tahun 2021 ditemukan 47 orang pekerja swasta tertular virus tersebut. Kemudian diikuti oleh Ibu Rumah Tangga sebanyak 13 orang, ASN 3 orang, Mahasiswa/i 5 orang, Pensiunan 1 orang, Satpam 1 orang, Honorer 1 orang, Sopir 1 orang, Tidak Bekerja 12 orang, dan terakhir pekerja Bank 1 orang.

Dari temuan kasus tersebut, Lusi menyatakan bahwa ada dua penyebab penyebaran HIV/AIDS di Kota Pontianak mengalami peningkatan yang cukup pesat.. Salah satu diantaranya adalah seks bebas.

“Potensi (HIV/AIDS) di Kota Pontianak itu ada dua, hubungan seksual dan jarum suntik. Tingginya dari situ. Hubungan seksual dibagi lagi yang tertinggi pertama itu hubungan hetro, hetro itu laki-laki dan perempuan. Sehingga kasus HIV kebanyakan ibu rumah tangga,” katanya.

“Kita sampaikan ke Pukesmas kalau mau menggali pekerjaan pasien atau klien (HIV/AIDS) jangan begitu dibilang ibu rumah tangga jangan langsung percaya, ditanya lagi berhubungan seks lebih dari satu orang nggak kalau kata iya, berarti positif ada hal lain,” tambahnya.

Selain seks bebas, homoseks atau hubungan sesama jenis juga menjadi salah satu penyebab angka penularan tertinggi HIV di Kota Pontianak. Ia mengungkapkan selama pandemi COVID-19, kelompok gay di Pontianak naik cukup drastis dibandingkan dengan pekerja seks.

“Jadi selama covid, pekerja seks itu turun dari 600-an jadi 300-an. Gay dari 200-an naik ke 300-an,”

Sementara itu untuk penyebaran lewat jarum suntik di Kota Pontianak, Lusi menyatakan justru berkurang. Penurunan tersebut dikarenakan gencarnya pihak kepolisian dalam melakukan razia penjaringan narkoba.

“Tren penggunaan putau kosong sehingga yang menyuntik putau menganti-ganti jarum suntik otomatis berkurang. Sehingga penularan HIV baru dikomunitas jarum suntik turun dratis,” pungkasnya.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -spot_img

Most Popular