Hi!Pontianak – Cacar monyet masih mewabah di sejumlah negara, dan bahkan di Indonesia sudah terkonfirmasi satu kasus pada Sabtu, 20 Agustus 2022. Meski menular, penyakit ini bisa dihindari dengan melakukan sejumlah langkah pencegahan sesuai protokol kesehatan.
Juru bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr. Mohammad Syahril, meminta masyarakat tenang atas temuan kasus pertama cacar monyet di Indonesia. Warga juga diminta waspada dengan melakukan tindakan preventif, salah satunya menghindari kontak langsung dengan pasien cacar monyet.
“Utama kontak langsung penderita, bisa bersalaman, berpelukan, tidur bersama dan sebagainya, dan kontak dengan benda di sekitar pasien, handuk, selimut, kita harus hindari itu,” kata Syahril di Jakarta, melansir dari KumparanNews, Minggu, 21 Agustus 2022.
Masyarakat harus paham apabila ada teman kita, sahabat kita, yang mempunyai gejala ini, kita harus menghindari kontak (dengan pasien positif cacar monyet).
– dr. Mohammad Syahril, Juru bicara Kemenkes –
Untuk detail pencegahan penularan penyakit cacar monyet bisa disimak caranya di bawah ini, sesuai pedoman sejumlah lembaga kesehatan dunia:
Cara Cegah Penularan Cacar Monyet
- Hindari kontak kulit ke kulit dengan orang yang memiliki ruam seperti cacar monyet
- Jangan menyentuh ruam atau koreng penderita cacar monyet
- Jangan mencium, memeluk, atau berhubungan seks dengan seseorang yang menderita cacar monyet
- Jangan berbagi peralatan makan atau minum dengan orang yang menderita cacar monyet
- Sering cuci tangan dengan air dan sabun, atau gunakan hand sanitizer
- Di Afrika Tengah atau Afrika Barat, hindari kontak dengan hewan yang dapat menyebarkan virus cacar monyet, termasuk hewan pengerat dan primata, dan hewan yang sakit atau sudah mati.
Gejala Cacar Monyet
Masa inkubasi virus cacar monyet membutuhkan waktu dari satu hingga dua pekan. Ia menyebabkan gejala seperti flu, demam, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, hingga pembengkakan kelenjar getah bening. Soal pembengkakan, ia juga dapat muncul di beberapa lokasi tubuh, seperti leher dan ketiak.
Selain itu, ruam “cacar” yang khas mulai muncul, biasanya di sekitar wajah dan di rongga mulut. Kemudian gejala tersebut juga muncul di ekstremitas, termasuk telapak tangan dan telapak kaki. Ruam ini dapat terlihat seperti yang disebabkan oleh infeksi menular seksual tertentu, seperti sifilis dan herpes.
Namun WHO menekankan semua orang berisiko tertular cacar monyet terlepas dari orientasi seksual mereka. Cacar monyet bukan merupakan penyakit menular seksual. Kontak seksual hanyalah salah satu rute penyebaran virus tersebut.