Monday, December 9, 2024
spot_img

5 Mahasiswa di Pontianak dan 3 ASN Terpapar HIV pada 2021

Hi!Pontianak – Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Pontianak mencatat sebanyak 85 orang terpapar HIV/AIDS sepanjang tahun 2021. Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) tersebut didominasi usia 25-49 tahun, yakni sebanyak 59 orang.

“Harapan kita sudah mulai turun biasanya 156, 130-an. Pada 2021 ada 85 orang. Tahun 2022, kemarin sampai bulan Juli, ada 55 orang. Semoga tidak meledak lagi,” kata Lusi Nuryanti, Sekretaris KPA Pontianak, Kamis, 1 September 2022.

Lusi menuturkan, berdasarkan data Dinkes Pontianak, jumlah kasus baru HIV/AIDS yang ditemukan Fasyankes di Kota Pontianak pada tahun 2021, sebanyak 213 orang dari 22.523 orang yang dites HIV. Adapun rinciannya, yaitu sebanyak 85 orang dari Pontianak, 128 orang dari luar Kota Pontianak, ARV sebanyak 65 orang, dan meninggal dunia sebanyak 4 orang.

Baca Juga

KPA Pontianak Catat 85 Orang Terpapar HIV/AIDS Sepanjang 2021

Viral Aksi Guru Bersihkan Rambut Murid yang Dipenuhi Kutu

Berdasarkan profesi atau pekerjaan dari 85 orang tersebut adalah, 47 orang tercatat sebagai pekerja swasta. Kemudian, ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 13 orang, ASN 3 orang, mahasiswa/mahasiswi sebanyak 5 orang, pensiunan satu orang, satpam satu orang, honorer satu orang, sopir satu orang, tidak bekerja sebanyak 12 orang, dan pegawai bank satu orang.

ADVERTISEMENT

Lusi mengatakan, dari temuan kasus tersebut, ada dua penyebab penyebaran HIV/AIDS di Kota Pontianak, satu di antaranya adalah seks bebas.

“Potensi (HIV/AIDS) di Kota Pontianak itu ada dua, hubungan seksual dan jarum suntik. Tingginya dari situ. Hubungan seksual dibagi lagi, yang tertinggi pertama itu hubungan heteroseksual, sehingga kasus HIV kebanyakan ibu rumah tangga,” jelasnya.

“Kita sampaikan ke Puskesmas, kalau mau menggali pekerjaan pasien atau klien (HIV/AIDS) jangan begitu. Dibilang ibu rumah tangga, jangan langsung percaya. Ditanya lagi, berhubungan seks lebih dari satu orang enggak. Kalau iya, berarti positif ada hal lain,” tambahnya.

Selain seks bebas, homoseksual atau hubungan sesama jenis juga menjadi salah satu penyebab tingginya penularan HIV di Kota Pontianak. Lusi mengatakan, selama pandemi COVID-19 kasus HIV di kelompok gay di Pontianak naik, dibandingkan dengan kelompok pekerja seks.

“Jadi selama COVID, pekerja seks itu turun dari 600-an jadi 300-an kasus. Gay dari 200-an naik ke 300-an,” ungkapnya.

Sementara itu, untuk penyebaran HIV lewat jarum suntik di Kota Pontianak, Lusi menyatakan, saat ini justru berkurang. Penurunan tersebut dikarenakan gencarnya pihak kepolisian dalam melakukan razia narkoba.

“Tren (penularan HIV dari) penggunaan putau kosong (tak ada kasus), sehingga yang menyuntik putau mengganti-ganti jarum suntik otomatis berkurang, sehingga penularan HIV baru di komunitas jarum suntik turun drastis,” pungkasnya.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -spot_img

Most Popular