Hi!Pontianak – Empat calon jemaah haji asal Kalimantan Barat gagal berangkat, di antaranya adalah dua warga Kabupaten Sanggau, 1 dari Kabupaten Kubu Raya, dan 1 lagi dari Kabupaten Kayong Utara.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kalbar, Harisson, mengatakan, keempat warga tersebut gagal berangkat karena alasan mutasi, dan sakit.
“Ada tiga orang jemaah haji dari Kabupaten Sanggau dan Kubu Raya yang bermutasi ke luar Kalbar. Satu orang dari Kayong Utara sakit, jadi pengurangan ada empat orang,” jelas Harisson, Selasa, 14 Juni 2022.
Sebelumnya jumlah jemaah haji di Provinsi Kalbar yang akan berangkat ke tanah suci berjumlah 1.147 orang, berkurang sebanyak empat orang, dan sekarang berjumlah 1.143 orang.
“Yang dimaksud mutasi itu pindah ke provinsi lain, dari Kabupaten Sanggau 2 orang ke DKI Jakarta, dari Kabupaten Kubu Raya 1 orang ke Jawa timur, Surabaya. Yang sakit 1 orang dari Kayong Utara ini tidak ada ditambah lagi,” paparnya.
Calon jemaah haji ini akan menginap di Kapuas Pelace Hotel dan Kapuas Dharma (KD). Sebelum berangkat, mereka akan dilakukan swab PCR di hotel tersebut.
“Mereka yang masuk itu adalah dari Kabupaten Ketapang, Kayong Utara, Bengkayang, mereka masuk penerbangan pesawat pertama berangkat pukul 08.00 WIB, kemudian pesawat kedua jam 11.00 WIB, itu dari Bengkayang, Ketapang, Kayong Utara, Sanggau, Landak, dan Kapuas Hulu,” ucap Harisson.
“Kemudian, jam 15.00 WIB kita berangkatkan lagi dari Kapuas Hulu, Pontianak, Sintang, dan Melawi. Hari berikutnya ada 3 penerbangan akan memberangkatkan jemaah haji dari Sambas, Mempawah, Kubu Raya, Sekadau, dan Singkawang. Untuk Pontianak itu kita berangkatkan pada Jumat, 17 Juni 2022, jemaah haji asal Pontianak sebanyak 258 orang,” lanjutnya.
Sementara itu, untuk calon jemaah haji yang dinyatakan positif corona, mereka akan dilakukan isolasi selama 5 hari, dan akan berangkat dengan bergabung pada kloter selanjutnya.
“Mereka akan kita lakukan PCR di hotel sebelum berangkat. Kemudian kita swab di laboratorium Untan dan Labkesda. Kalau ada yang positif (COVID-19) mereka akan mundur 5 hari (keberangkatan). Mereka disuruh istirahat dulu 5 hari di rumah masing-masing, atau di tempat yang disiapkan, lalu berangkat lagi di hari ke 5,” tukasnya. (Teri)